Pagi menjelang subuh, seperti biasa saya
bangun pagi sebelum alarm berbunyi. Alhamdulillah jam biologis tubuh
sudah terbentuk dengan baik. Jadi siklus istirahat yang cukup bisa
terjaga.
Setelah bangun tidur dan berdoa sejenak,
saya pun memeriksa HP. Biasanya akan ada sejumlah email yang masuk,
termasuk juga pesan yang dikirimkan via Blackberry Messenger. Salah satu dari broadcast message
yang sempat dikirimkan kepada saya, berisi tentang sebuah pelajaran
hidup yang sederhana namun mendalam. Karena saya kira akan bermanfaat
untuk kita semua, saya share disini untuk Anda. Ini dia secuplik kisah
tentang “Kalung Emas” :
-
Disuatu malam seorang Ayah membacakan
cerita untuk anak perempuannya. Setelah membacakan cerita, si Ayah
bertanya kepada anaknya.
“Nak, apa kamu sayang Papa?”
Si anak menjawab, “Tentu saja aku sayang Papa”.
Ayahnya tersenyum lalu bertanya, “Kalau begitu, boleh Papa minta kalungmu?”
Lalu si anak menjawab, “Papa, aku sayang Papa tapi aku juga sayang sama kalung ini.”
Lalu Ayahnya berkata, “Ya sudah, tidak apa-apa. Papa hanya bertanya saja.”
Si Ayah lalu pergi. Di malam berikutnya
selama 3 hari berturut-turut Ayahnya menanyakan hal yang sama dan si
anak pun menjawab dengan kata-kata yang sama. Si anak berpikir sambil
memegang kalung imitasi kesayangannya itu, “Kenapa tiba-tiba Papa mau
kalung ini? Ini kalung yang paling aku sayangi, kalung ini pun pemberian
Papa juga.”
Malam berikutnya sang Ayah menanyakan
hal yang sama. Lalu si anak berkata,”Papa, Papa tahu aku sayang sama
Papa dan juga kalung ini. Tapi kalau Papa mau kalung ini, ya sudah aku
berikan ke Papa”.
Si anak memberikan kalungnya dan ayahnya
mengambilnya dengan tangan kiri. Lalu ayahnya memasukan tangan kanan ke
saku kanan dan mengambil kalung berbentuk sama namun emasnya asli.
Ayahnya mengenakannya pada leher anaknya
sembari berucap, “Anakku, sebetulnya kalung ini sudah ada di saku Papa
sejak pertama kali Papa meminta kalungmu. Tapi Papa menunggu kamu
memberikan sendiri kalungmu itu dan Papa gantikan dengan yang lebih baik
dan indah.”
Sering kali kita merasa Tuhan tidak
adil. Dia yang memberikan tapi kenapa Dia juga yang memintanya kembali.
Kita selalu sakit dan kecewa bahkan sampai berlarut-larut lamanya.
Tidakkah kita tahu, disaat Tuhan mengambil sesuatu yang berharga dari
hidup kita itu karena Tuhan ingin menggantikannya dengan yang lebih baik lagi dari yang kita miliki sekarang
dan bahkan dari sebelumnya? Jadi terimalah apapun yang kita terima,
berilah apa yang harus kita berikan, kembalikanlah apa yang diminta oleh
Tuhan, dan tetaplah bersyukur maka berkatmu akan diberikan berlipat
kali ganda.
Sumber : S. Citra Hayu S, S.Psi